Jumat, 17 Februari 2017

RUMUSAN KEBIJAKAN UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN DI RUMAH SAKIT


Salah satu RS yang dibangun pemerintah kolonial Belanda tahun 1940 terletak di pusat kota, bahkan relatif padat dilalui oleh lalu-lintas disekitarnya. Secara topografi letaknya yang strategis menjadikannya sebagai salah satu rumah sakit tujuan rujukan pasien lain dari daerah sekitar, bahkan pasien dari kabupaten berbeda pun lebih memilih RS ini dibanding tempat lain, dan kualifikasi tenaga medis yang tersedia cukup lumayan untuk ukuran kota kecil.
MASALAH:
Namun demikian ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh rumah sakit ini antara lain Dokter umum dan spesialis; terkesan lebih mengutamakan praktek swasta di tempatnya masing-masing, dengan konsekuensi logis karena dokter spesialis memiliki Klinik sendiri, mereka lebih fokus pada pelayanan pasien di Klinik pribadi, bahkan pada banyak kasus itu mengurangi tingkat kehadiran dan pelayanan medis mereka di RS, sementara jumlah tenaga spesialis sangat kurang. Akibatnya masyarakat terpaksa menanggung biaya kesehatan yang membengkak, di banding pelayanan RS.
MASALAH:
Selain itu Dokter ahli kebidanan memiliki Klinik bersalin sendiri, dengan tenaga bidan yang diseleksi sendiri dari tenaga bidan yang ada di RS. Masalah yang muncul ialah sejumlah tenaga bidan yang tak terpakai merasa dirugikan karena banyak pasien yang hendak bersalin di RS, menjadi dialihkan ke klinik pribadi Dokter tadi, belum lagi kecemburuan yang muncul karena kesenjangan penghasilan, sedikit banyak akan berpengaruh pada pola relasi antara dokter dengan bidan atau antara bidan denga bidan yang lain atau antara sang dokter dengan manajemen RS sendiri.
MASALAH:
Kemudian masyarakat mengeluhkan tingginya biaya pelayanan kesehatan di RS apalagi di tempat praktek pribadi. Di RS, para dokter cenderung lebih memilih bekerjasama dengan perusahaan obat tertentu, ketimbang meresepkan obat yang tertera dalam jaminan Askes. Sehingga citra RS dan tenaga medis menjadi buruk karena kurang berpihak pada masyarakat.
MASALAH:
Suasana kerja dimana dokter masih terlalu dominan, terlihat cukup mengganggu fungsi dan kinerja tenaga kesehatan lainnya, hal ini didukung pula oleh kebijakan RS yang tak terlalu memberi tempat bagi upaya promotif dan preventif. Kesan tersebut terasa kental tatkala kita mengamati tenaga kesehatan non dokter yang sebenarnya dapat didayagunakan tetapi belum juga terpakai maksimal sebab terbentur kendala political will pemimpin daerah tersebut. Akibatnya dokter dapat terjebak untuk menjadi bergerak di luar hal yang semestinya.
MASALAH:
Sarana penunjang lainnya seperti laboratorium dan pemeriksaan lainnya masih belum memadai, hal ini kurang lebih terkait dengan penganggaran sektor kesehatan di daerah tersebut masih belum menempati porsi yang cukup. Kinerja dari dinas kesehatan juga kurang maksimal, seharusnya melakukan analisis kebutuhan, sesuai skala prioritas. Alat-alat pemeriksaan penunjang yang terbatas tadi berimplikasi pada kinerja pelayanan yang tak maksimal, dalam beberapa kasus, pasien terpaksa harus dirujuk ke RS yang lebih lengkap karena keterbatasan alat, ini artinya sekali lagi pasien harus menanggung biaya tambahan.
MASALAH:
Tenaga kesehatan lainnya seperti paramedik dan suster senior terkesan kurang begitu bersahabat dengan manajemen RS, yang belum lagi mengelola RS dengan terbuka dengan menerapkan konsep organisasi pelayanan kesehatan modern.
MASALAH:
Begitu juga dengan tenaga keamanan, kebersihan dan laundry tak terlembagakan dengan rapi, akibatnya banyak muncul masalah lain yang tak diinginkan. Serta kurangnya paket pelatihan dan pendidikan sebagai wahana penyegaran tenaga kesehatan baik dilakukan oleh RS sendiri maupun oleh dinas kesehatan.





RUMUSAN KEBIJAKAN
UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN DI RUMAH SAKIT
PADA KASUS DIATAS
1.    MELAKUKAN IDENTIFIKASI MASALAH
2.    MELAKUKAN ANALISIS MASALAH, DENGAN CARA:
a.    mencari  faktor  terkait masalah yang ada
b.    mencari  penyebab  utama – langsung
c.    mencari  alternatif  penyelesaian
3.    MENETAPKAN  RENCANA  PERBAIKAN
a.    Menyusun langkah langkah upaya peningkatan mutu rumah sakit.
b.    Memberi prioritas pada peningkatan sumberdaya manusia di rumah sakit termasuk kesejahteraan karyawan, memberikan imbalan yang layak, program keselamatan dan kesehatan kerja, program pendidikan dan pelatihan
c.    Menciptakan budaya mutu di rumah sakit, termasuk didalamnya menyusun program mutu rumah sakit, menyusun tema yang akan dipakai sebagai pedoman, memilih pendekatan yang akan dipakai dalam penggunaan standar prosedur serta menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi.
d.   Pemenuhan standar sarana dan prasarana Rumah Sakit
4.    MENETAPKAN  STANDAR  PROSES PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN
Untuk memudahkan pegawai RS melaksanakan tugas dan fungs sesuai dengan rencana perbaikan maka akan ditetapkan standar yang baku dalam pelaksanaan pekerjaan.
5.    MELAKSANAKAN  PROGRAM  PERBAIKAN
Melaksanakan program perbaikan sesuai dengan standar operasional perosedur yang sudah ditetapkan
6.    MELAKUKAN PENGAWASAN DAN EVALUASI TERHADAP PROGRAM PERBAIKAN
Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap hasil program perbaikan




Contoh rencana perbaikan pemenuhan standar saradan dan prasarana Rumah Sakit
Kebijakan Pemenuhan Sarana dan Prasarana
Saya akan menugaskan bagian perencanaan anggaran dan bagian sarana prasarana untuk saling bekerja sama untuk menginventarisi daftar sarana dan prasarana yang ada di RS, daftar sarana dan prasarana yang belum ada dan ketersediaan anggaran pemeliharaan dan pengadaan sarana dan prasarana.
Tabel Rencana Kebijakan Pemenuhan Sarana dan Prasarana
No
Nama Sarpras
Kondisi Sarpras
Rekomendasi
Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
Belum ada

1
Sarpras A



-   Kelola Sarpras dengan baik
2
Sarpras B



-    Pemeliharaan (jika anggaran tersedia/revisi anggaran jika memungkinkan),
-    jika anggaran tidak tersedia: jadikan program prioritas dalam penyusunan anggaran
3
Sarpras C



-    pengadaan baru (jika anggaran tersedia/revisi anggaran jika memungkinkan),
-    jika anggaran tidak tersedia: jadikan program prioritas dalam penyusunan anggaran
4
Sarpras D



-    pengadaan baru (jika anggaran tersedia/revisi anggaran jika memungkinkan),
-    jika anggaran tidak tersedia: jadikan program prioritas dalam penyusunan anggaran

Catatan: Kebijakan harus didasarkan pada peraturan Menteri Kesehatan dan Peraturan Menteri Keuangan
Contoh rencana perbaikan terhadap prilaku dokter  umum dan spesialis lebih mengutamakan praktek di kliniknya sehingga, kinerja dokter di Rumah Sakit menurun, bahkan tingkat kehadiran dokter di Rumah Sakit sering absen.
Solusi:
Pemberian Perhargaan dan Pengakuan kepada pegawai serta penegakan kedisiplinan pegawai:
1.      Jika motivasi dokter : terkait gaji yang kecil di RS, dan kurang perhatian dari manajemen RS. Saya akan menganalisa kinerja dokter tersebut apakah baik atau buruk. Jika kinerjanya baik, tetapi gaji kecil, dan kurang perhatian dari RS, saya akan memperhatikan gajinya/atau promosi jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku tentang gaji pegawai dan promosi jabatan.
2.      Dengan kembalinya motivasi dokter umum dan dokter spesialis bekerja sebagai RS sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka akan menekan biaya pelayanan kesehatan masyarakat yang harus membayar mahal di klinik swasta, karena di RS sudah ada besaran tarif yang berlaku.
3.      Jika dokter umum dan dokter spesialis sering tidak hadir di RS karena faktor lebih mengutamakan praktek swasta, peraturan tentang dispilin pegwai RS harus ditegakkan, jika seorang PNS maka PP 53 2010 tentang dispilin PNS, dan jika dokter non PNS saya akan melihat kontrak kerjanya dengan RS.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar