Sabtu, 18 Februari 2017

Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan Etika Perilaku dan Kultur Organisasi Anti Kecurangan

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan, diantaranya:
1. KOMITMEN DARI TOP MANAJEMEN DALAM ORGANISASI
Untuk mewujudkan etika perilaku dan kultur budaya yang anti kecurangan, Ada beberpa hal yang dapat dilakukan seorang pemimpin (top manajemen) dalam suatu organisasi:
a.       Memberikan tauladan dan kemauan yang kuat, dengan mencontohkan sikap moral yang baik dari seorang pimpinan dan komitmennya yang kuat sehingga dapat dijadikan dasar bertindak dan suri tauladan bagi seluruh pegawai. Dimana kesusuaian antara kata dengan perbuatan seorang pimpinan.
b.      Tidak memberikan tolerensi terhadap perbuatan-perbuatan yang melanggar kaedah-kaedah etika organisasi yaitu dengan diberikan sanksi hukuman yang jelas dan demikian pula sebaliknya terhadap pegawai yang berprestasi dan bermoral baik diberikan penghargaan yang proporsional.
c.       Pimpinan hendaknya menjadi sponsor berdasarkan profesionalisme, integritas, kejujuran dan loyalitas yang tinggi untuk mewujudkan visi dan misi organisasi
d.      Untuk lebih efektifnya etika dan aturan perilaku dalam suatu organisasi harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan dimengerti dengan baik.
e.       Secara bersama-sama manajemen dan karyawan harus membangun suatu hal yang positif untuk berkembangnya rasa memiliki akan suatu organisasi yang sehat yang ditopang oleh kultur yang kuat.
f.       Manajemen harus membuat standar pelaksanaan yang jelas dalam menjalankan suatu organisasi yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh pegawai
2. MEMBANGUN LINGKUNGAN ORGANISASI YANG KONDUSIF
Membangun lingkungan organisasi yang kondusif merupakan tanggung jawab pimpinan disertai kerja sama dengan anggota organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian merupakan salah satu unsur yang harus diciptakan dan dipelihara agar timbul perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan kerja, melalui beberapa cara yaitu penegakan integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif dan hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait.

3. PEREKRUTAN DAN PROMOSI PEGAWAI
Dalam perekrutan pegawai, untuk mendapatkan pegawai yang baik, hendaknya pihak majemen organisasi harus memetakan rencana kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi, untuk mengetahui kebutuhan pegawai dapat dilakukan analisis jabatan (anjab) dan analisis beban kerja (ABK). Akan tetapi yang di Anjab adalah jabatannya bukan pegawainya. Dengan dilakukan anjab, manjemen organisasi sudah mengetahui kriteria pegawai yang dibutuhkan, seperti pendidikan yang di persyaratkan, usia, pengalaman dll, sedangkan dengan ABK, manjemen organisasi dapat menghitung beban kerja pegawai pada suatu divisi, apakah di suatu divisi jumlah pegawai berlebih atau kekurangan pegawai. Setelah dilakukan ABK, jika pegawai berlebih, maka dapat didistribusikan ke divisi lain.
Dalam promosi pegawai, untuk mendapatkan kriteria pegawai yang akan menduduki posisi suatu jabatan juga dapat dilakukan anjab. Sedangkan untuk proses seleksi jabatan dapat dilakukan assesmest.
Dengan proses perekrutan dan promosi pegawai seperti di atas diharapkan dapat meminimalisir kecurangan yang terjadi.
4. PELATIHAN YANG BERKESINAMBUNGAN
Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan yang berkesinambungan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pelatihan yang berkesinabungan merupakan salah satu solusi terhadap sejumlah problem penurunan kualitas kinerja organisasi atau lembaga dan instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan dan keusangan keahlian yang dimiliki oleh karyawan atau tenaga kerja yang dapat mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat memperoleh dan mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
5. MENCIPTAKAN SALURAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
                  Komunikasi yang efektif dari seorang pemimpin sangatlah penting karena akan mempengaruhi kinerja anggota dalam mencapai tujuan organisasi karena pemimpin merupakan ujung tombak pencapaian visi dan misi suatu organisasi. Jika pemimpin tidak dapat berkomunikasi dengan efektif maka akan terjadi kekacauan.
                  Seorang pemimpin dalam organisasi harus dapat berkomunikasi dengan baik. Untuk itu pemimpin tidak boleh menganalisa, menyalahkan, menghakimi, menasehati, dan menginterogasi. Selain itu juga seorang pemimpin harus menguasai keterampilan mendengarkan dan bertanya dan mengupayakan komunikasi dua arah. Seorang pemimpin harus menyadari kelemahannya dalam komunikasi dan berusaha menutupi kekurangannya dengan mengupayakan diri memperbaiki diri dengan berlatih. Strategi dalam membangun komunikasi efektif: ketahui mitra bicara (audience), ketahui tujuan, perhatikan konteks, pelajari kultur, dan pahami bahasa.
                  Strategi komunikasi yang dilakukan atasan kepada pihak bawahan dalam mengkomunikasikan pesan pada pembuatan rubrik polling, ada beberapa kesimpulan. Pertama, saat memberikan informasi atau pesan yang meliputi instruksi tugas pimpinan menggunakan teknik redundancy, yaitu mengulang pesan yang telah disampaikan. Selain itu, dalam menyalurkan pesannya pihak pemimpin dapat menggabungkan komunikasi formal dan informal sekaligus. Pemimpin juga dapat menggunakan sejumlah media untuk melancarkan komunikasi dengan bawahan, yakni melipuri media secara lisan, gambar dan tulisan. Media lisan secara langsung yang digunakan berupa rapat mingguan dan rapat per tim. Sedangkan media lisan secara tak langsung menggunakan telepon genggam. Pimpinan dapat menggabungkan media lisan dengan media tulisan dan gambar. Yaitu, berupajob descriptionhand book, map, papan pengumuman, surat tertulis, dan memo.
                  Sedangkan strategi komunikasi yang dilakukan pihak bawahan kepada pihak atasan dalam mengkomunikasikan pesan pada pembuatan rubrik polling, ada beberapa kesimpulan.dalam mengkomunikasikan pesan pada pembuatan rubrik polling. Pertama, bawahan mengandalkan komunikasi lisan secara langsung dan menggunakan teknik canalizing. Yakni suatu cara yang dilakukan oleh komunikator dengan mengetahui terlebih dahulu referensi/pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki komunikannya, kemudian komunikator menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan itu. Agar komunikan dapat menerima pesan yang disampaikan komunikator dan kemudian perlahan-lahan komunikator merubah pola pikir dan sikap komunikan pada arah yang dikehendaki komunikator.
6. PENEGAKAN KEDISIPLINAN
Tindakan disiplin akan dapat mengurangi perbuatan curang yang dilakukan pegawai. Hal-hal berikut ini dapat mengurangi tindakan kecurangan :
a.       Investigasi terhadap suatu insiden dilakukan selalu dalam kerangka menegakan kode etik atau terhadap yang melanggar kode etik secara kosekuen.
b.      Perlakuan atas suatu kasus harus proporsional dan konsisten.
c.       Pengendalian yang relevan atas penugasan dan pengembangannya.
d.      Komunikasi dan pelatihan harus sesuai dengan nilai-nilai organisasi, kebutuhan dan sesuai kode etik dan harapan

Pandangan terhadap konsekuwensi kecurangan harus secara nyata disebarluaskan kepada seluruh pegawai. Pegawai harus disiplin dengan waktu dan sumber daya. Setiap perbuatan melanggar disiplin organisasi akan dikenakan sanksi. Pegawai yang disiplin akan dapat meningkatkan kultur organisasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar