Jumat, 17 Februari 2017

PENGARUH PENERAPAN TEORI MOTIVASI: HIERARKI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DAFTAR ISI



Hal
Halaman Judul ......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
A. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
C. PEMBAHASAN ................................................................................ 2
1. Teori Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow ................... 2
1. Kebutuhan Kebutuhan Fisiologis ........................................... 3
2. Kebutuhan Kebutuhan Keamanan ......................................... 4
3. Kebutuhan Kebutuhan Sosial ................................................. 4
4. Kebutuhan Kebutuhan akan Penghargaan .............................. 4
5. Kebutuhan Kebutuhan akan Aktualisasi Diri ......................... 4



2. Peranan Teori Hirarki Kebutuhan Terhadap Kinerja Pegawai ... 5
1. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
terhadap Kinerja Pegawai ....................................................... 5
2. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan
Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Pegawai ....................... 5
3. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Sosial terhadap Kinerja
Pegawai ................................................................................... 6
4. Pengaruh Kebutuhan Penghargaan terhadap
Kinerja Pegawai ...................................................................... 7
5. Pengaruh Aktualisasi Diri terhadap Kinerja Pegawai ............ 8



D. PENUTUP ........................................................................................ 9
1. Kesimpulan ................................................................................ 9
2. Saran .......................................................................................... 10



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11






A. PENDAHULUAN 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:770) kinerja diartikan sebagai: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Snell SA (1992:329) menyatakan bahwa “kinerja merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya, bersifat eksternal”. Tingkat keterampilan merupakan bahan baku yang dibawa oleh seseorang ketempat kerjanya, seperti pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal serta kecakapan-kecakapan teknis. Tingkat upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan oleh seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan kondisi-kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi-kondisi eksternal mendukung kinerja seseorang. Kinerja tidaklah mungkin mencapai hasil yang maksimal apabila tidak ada motivasi, karena motivasi merupakan suatu kebutuhan di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Begitu juga berbagai ragam kemampuan pegawai akan sangat berpengaruh terhadap kinerja mengingat pegawai merupakan titik sentral dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Rendahnya motivasi dan kemampuan akan menyebabkan timbulnya kinerja yang rendah secara menyeluruh. Demikian sebaliknya, skor yang tinggi pada keduanya akan menghasilkan kinerja yang tinggi secara keseluruhan. Namun skor yang tinggi pada bidang kemampuan jika motivasinya sangat rendah akan mengakibatkan kinerjanya rendah. Sama halnya jika motivasinya tinggi namun kemampuannya sangat rendah kinerja juga akan rendah. Dalam kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan yang sedang-sedang saja relatif agak rendah namun disertai dengan motivasi yang tinggi, sangat mungkin akan menunjukkan kinerja yang melebihi kinerja orang lain yang memiliki kemampuan tinggi tetapi dengan motivasi yang rendah. Abraham Maslow adalah salah satu ilmuwan yang banyak memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi dan manajemen. Bahkan ada yang menyebut bahwa Maslow adalah bapak manajemen modern. Pada awalnya pemikiran-pemikirannya banyak mewarnai dunia psikologi tetapi kemudian juga mewarnai bidang manajemen dan organisasi. Hal tersebut dikarenakan pemikiran-pemikiran Maslow berkaitan dengan kemanusiaan (humanity) yang pastinya akan berhubungan dengan semua aspek kehidupan. Teori-teori Maslow banyak dirujuk sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis. Dalam karya tulis ini kami akan menjelaskan pemikiran Abraham Maslow, Pengaruh pemikiran tersebut terhadap kinerja pegawai, serta implikasi pemikiran tersebut bagi seorang manajer. 


B. RUMUSAN MASALAH 
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah-masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 
1. Bagaimana teori hirarki kebutuhan menurut Abraham Maslow? 
2. Bagaimana peranan teori hirarki kebutuhan menurut Abraham Maslow terhadap kinerja pegawai? 



C. PEMBAHASAN 
1. Teori Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow Salah satu teori motivasi yang banyak mendapat sambutan yang amat positif di bidang manajemen organisasi adalah teori Hirarkhi Kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham H. Maslow. Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hirarkhi dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada tingkat yang paling bawah dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat biologis, kemudian pada tingkatan yang lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat sosial. Pada tingkatan yang paling tinggi dicantumkan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.  
Maslow membagi kebutuhan menjadi lima jenis yang tersusun 
secara hierarkis sebagai berikut. 
(1) Kebutuhan Fisiologis, 
(2) kebutuhan Rasa aman, 
(3) Kebutuhan Sosial, 
(4) Kebutuhan akan Penghargaan, 
(5) Kebutuhan akan Aktualisasi diri. 

Hierarki Teori Kebutuhan Maslow 

Hasil gambar untuk teori kebutuhan maslow

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi dan lebih rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah (lower-order needs); kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order needs). Perbedaan antara kedua tingkatan tersebut didasarkan pada dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal (di dalam diri seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal (oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat kerja, dan masa jabatan). 


1. Kebutuhan Kebutuhan Fisiologis 
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk 
memenuhi kebutuhan ini. 
2. Kebutuhan Kebutuhan Keamanan 
Sesudah kebutuhan keamanan terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang. 
3. Kebutuhan Kebutuhan Sosial 
Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup. 
4. Kebutuhan Kebutuhan akan Penghargaan 
Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. 
Ada dua jenis harga diri : 
1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, 
penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan 
kebebasan. 
2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) : 
kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, 
dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. 
Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik 
dan dinilai dengan baik oleh orang lain. 
5. Kebutuhan Kebutuhan akan Aktualisasi Diri 
Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat–kemampuann potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu. 



3. Peranan Teori Hirarki Kebutuhan Terhadap Kinerja Pegawai 
1. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis terhadap Kinerja Pegawai 
Pemenuhan kebutuhan fisiologis dalam karya tulis ini terbukti secara parsial mampu memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini berarti faktor pemenuhan kebutuhan fisiologis yang meliputi pendapatan gaji bulanan, tunjangan kinerja, dan lembur. Dengan adanya tiga jenis penghasilan mempunyai konstribusi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Artinya terdapat kesesuaian antara penghasilan dengan beban kerja. Dari tahun ke tahun penghasilan pegawai selalu meningkat sebagai salah satu bentuk reward akibat bertambahnya beban kerja dan tanggungjawab sehingga secara keseluruhan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja pegawai. 


2. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Pegawai 
Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini berarti faktor pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja yang meliputi ketenangan dalam bekerja, kebebasan berpendapat, kebebasan berinovasi, jaminan kesehatan, jaminan hari tua/pensiun, kelengkapan fasilitas kerja, lokasi pekerjaan, dan kenyamanan dalam bekerja mampu memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya. Setiap organisasi dan pegawai tentu saja memiliki kebutuhan dan kepentingan bersama dalam mengusahakan situasi dan kondisi tempat kerja yang nyaman (work place safety), sebab bila pegawai terjadi cedera, sakit, dan kecelakaan dapat menurunkan kinerja pegawai yang mengakibatkan pemborosan uang organisasi.  Karena itu setiap kantor harus (a) menyediakan fasilitas poliklinik yang setiap hari atau waktu-waktu tertentu bisa dimanfaatkan, (b) menyediakan fasilitas tunjangan pendidikan kepada keluarga pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, berupa bantuan dari dana sosial. 

3. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Sosial terhadap Kinerja Pegawai 
Variabel pemenuhan kebutuhan sosial dalam karya tulis ini terbukti secara parsial mampu memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja. Hal ini berarti, kebutuhan sosial yang meliputi hubungan dengan sesama pegawai, hubungan dengan atasan, hubungan dengan instansi lain, hubungan dengan pegawai lain pada bagian lain. Secara fitrah, manusia memerlukan interaksi sosial sesamanya. Oleh karena itu manusia yang normal pasti membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya, kebutuhan untuk berkumpul, berdiskusi, bersenda gurau ataupun penyaluran bakat dan minat adalah hal yang menjadi 
perhatian dalam suatu organisasi. Kecakapan sosial menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. Dua unsur terpenting untuk menilai kecakapan sosial seseorang adalah: pertama, empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain, juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pengguna, mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, dan Kedua, keterampilan sosial, termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, bernegoisasi dan mengatasi saling pendapat, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama. 


4. Pengaruh Kebutuhan Penghargaan terhadap Kinerja Pegawai 
Kebutuhan penghargaan yang meliputi penghargaan atau sanjungan atau pujian dari atasan, penghargaan berupa promosi jabatan, penghargaan berupa insentif barang dan penghargaan berupa piagam penghargaan/lencana/piala dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja. 



5. Pengaruh Aktualisasi Diri terhadap Kinerja Pegawai 
Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dalam karya tulis ini mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Kebutuhan aktualisasi diri pegawai yang meliputi keinginan berkarya sesuai dengan keahlian yang dimiliki untuk peningkatan karier dan keberhasilan instansinya, keinginan menyampaikan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang dimiliki kepada orang lain, dan keinginan untuk menemukan dan mengembangkan hal baru atas dasar potensi yang ada dalam dirinya, mampu memotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam usaha organisasi untuk mencapai keberhasilan. Sumber daya manusia menunjang organisasi dengan karya, bakat, kreativitas dan dorongan.  

Betapapun sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat dicapai. Masyarakat modern menunjukkan perhatian yang sangat tinggi terhadap aspek manusia. Nilai-nilai manusia (human values) semakin diselaraskan dengan aspek teknologi maupun ekonomi. Dalam hubungan dengan motivasi kerja Maslow menyusun sebuah hirarkhi tentang kebutuhan manusia. Pegawai yang masih berada pada tingkatan pemenuhan kebutuhan fisik pola motivasinya tentu saja berbeda dengan pegawai yang sudah sampai pada tahap aktualisasi diri. Bagi mereka yang memiliki tingkat kebutuhan aktualisasi diri sangat besar, bekerja telah berubah menjadi sebuah kesenangan dan bekerja bukan lagi dirasakan sebagai sebuah beban. Namun dengan demikian berarti tugas besar dalam kepemimpinan ialah sejauhmana para pemimpin dalam suatu organisasi mampu memindahkan posisi mereka yang dipimpin itu, dari tahap hirarkhi yang rendah menuju hirarkhi yang tinggi. 
Berkaitan dengan hal tersebut, Instansi perlu untuk memberikan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dengan cara: 
(a) memberikan kesempatan seluas-luasnya pada mereka yang memang ingin berkembang. Peluang pimpinan untuk mendorong peningkatan motivasi kerja pegawai dengan berlandaskan kepada pemberdayaan pegawai serta pemberian kesempatan yang lebih luas kepada pegawai untuk bertindak atas inisiatif sendiri., dan 
(b) mengupayakan menghindari dan mencegah adanya lingkungan yang suka menghambat dengan pembuatan perencanaan yang baik dengan melibatkan seluruh pegawai untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Menutup uraian pada bagian ini, penilaian kinerja terhadap pegawai dapat diketahui secara tepat apa yang sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian kinerja pegawai dapat disusun rencana, strategi dan penentuan langkah-langkah yang perlu diambil sehubungan dengan pencapaian tujuan karier yang diinginkan. 

Bagi pihak manajemen kinerja pegawai sangat membantu dalam mengambil keputusan seperti promosi dan pengembangan karier, mutasi, penyesuaian kompensasi, kebutuhan pelatihan dan mempertahankan status organisasi yang telah diperoleh. Berdasarkan manfaat di atas dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja yang dilakukan secara tidak tepat akan sangat merugikan pegawai dan organisasi. Pegawai dapat menurun motivasi kerjanya karena hasil penilaian kinerja yang tidak sesuai dengan hasil kerjanya. Dampak motivasi pegawai yang menurun adalah ketidakpuasan kerja yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi kinerja pegawai. Bagi organisasi, hasil penilaian kinerja yang tidak tepat, misalnya kondisi kerja yang tidak mendukung, akan menurunkan kualitas organisasi tersebut. Kualitas yang menurun pada akhirnya akan mempengaruhi hasil kinerja organisasi, dan tujuan organisasi jadi tidak maksimal. 



D. PENUTUP 
1. Kesimpulan 
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, berikut disimpulkan bahwa secara keseluruhan teori motivasi hierarki kebutuhan Abraham Maslow yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri berperan terhadap kinerja pegawai. Jika kebutuhan-kebutuhan sebelumnya telah terpuaskan secara substansial, kebutuhan berikutnya akan menjadi tuntutan yang dominan. Jadi, terhadap pencapaian kebutuhan-kebutuhan tersebut individu yang bersangkutan bergerak secara hierarkis. Dari aspek motivasi, teori mengatakan bahwa meskipun tak ada satu pun kebutuhan yang terpuaskan sepenuhnya, tetapi kebutuhan yang telah terpuaskan secara substansial tidakakan lagi menimbulkan motivasi. 


2. Saran 
Berdasarkan kesimpulan dari hasil karya tulis di atas, untuk meningkatkan kinerja pegawai disarankan untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut. 
1. Berhubungan dengan kebutuhan fisiologi, untuk meningkatkan kinerja pegawai, manajemen organisasi harus memberikan gaji yang sesuai kepada karyawan, yang sesuai untuk membeli kebutuhan pokok kehidupan, karyawan harus diberi waktu istirahat dan makan yang cukup. 
2. Berhubungan dengan kebutuhan rasa aman, untuk meningkatkan kinerja pegawai, manajemen organisasi harus memberikan jaminan keamanan bekerja kepada karyawan, lingkungan kerja yang aman dan higienis, serta tunjangan pensiun sehingga mereka merasa aman dalam hal finansial. 
3. Berhubungan dengan kebutuhan sosial, untuk meningkatkan kinerja pegawai, manajemen organisasi harus mendorong kerja sama tim dan mengatur kegiatan sosial. 4. Berhubungan dengan kebutuhan harga diri, untuk meningkatkan kinerja pegawai, manajemen organisasi harus menghargai dan memberi reward (bonus) bagi karyawan yang mecapai dan melebihi target mereka. seperi memberikan promosi bagi pegawai untuk menempati kedudukan yang lebih tinggi dari sebelumnya. 
5. Berhubungan dengan kebutuhan akan aktualisasi diri, untuk meningkatkan kinerja pegawai, manajer dapat memberikan pekerjaan yang menantang karyawan sehingga keterampilan dan kreatifitas yang dimiliki pegawai terpakai sepenuhnya. Selain itu peluang berkembang harus diberikan kepada mereka sehingga mereka bisa mengembangkan karirnya. 
6. Manajemen organisasi harus mengidentifikasi tingkat kebutuhan karyawan kemudian kebutuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dorongan untuk motivasi. 




DAFTAR PUSTAKA 


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Edisi 3. Balai Pustaka Jakarta.

Muchlas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi, Cet.1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sobirin, Achmad. 2015. Materi Pokok Perilaku Organisasi, Ed. 2, Cet.1. Tangerang Selatan: Universtitas Terbuka.

Thoha, Miftah. 2014. Perilaku Organisasi: Konse Dasar dan Aplikasinya, Ed.1,-
Cet.23. Jakarta: Rajawali Pers.

1 komentar:

  1. itu buku yg dikutip maslow dalam sutrisno , nama bukunya apa ya ? boleh dong mind , kasih info .jazakallah khairon katsir

    BalasHapus